Selamat datang di Kalwedo.com, silahkan membaca berita yang berjudul Biaya Pembangunan Proyek Blok Masela Capai 21 Miliar USD. Berita ini dipublikasikan pada November 26, 2018 at 11:23PM.
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kajian desain awal atau pre-Front End Engineering Design (pre-FEED) Blok Masela di Lapangan Abadi, Laut Arafura dan Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku yang sudah tuntas sejak September 2018 lalu menghasilkan prediksi pembangunan proyek mencapai US$ 21 miliar.
"Masela ini sudah diskusi, mungkin nanti PoD (Plan of Development) pertamanya mudah-mudahan karena sudah pre-FEED selesai, dari 25-26 miliar dollar AS bisa kurang hingga 20-21 miliar dollar AS," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kepada Detik, di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (26/11).
Ia menuturkan, penurunan biaya ini akan mengurangi beban negara. Sebab, pengembangan blok yang dioperasikan oleh perusahaan minyak dan gas (Migas) Asal Jepang, Inpex Corporation memakai skema cost recovery.
"Ini yang harus dihindari ini cost recovery lho nanti diklaim juga," tambah Jonan.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun Lelemuku.com biaya ini lebih besar dari perkiraan awal yang diprediksi Jonan, yakni mencapai US$ 16 miliar.
"Blok Masela cost-nya US$ 16 miliar," kata dia dalam sarasehan dan diskusi nasional migas di Jakarta, Rabu, (8/8/2018).
Angka ini sendiri, nyatanya lebih tinggi daripada perkiraan awal. Tahun 2016 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan biaya Masela ditekan dari US$ 22 miliar ke US$ 15 miliar. Angka itu berdasarkan perhitungan dari Arcandra Tahar saat menjabat Menteri ESDM.
“Itu yang dilaporkan Pak Arcandra ke saya,” kata Luhut di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Biaya sebesar US$ 16 miliar tersebut juga lebih tinggi dibandingkan yang diajukan Inpex dengan memakai skema terapung di laut (FLNG), nilainya mencapai US$ 14,8 miliar. Namun lebih rendah dari perhitungan awal jika kilang LNG dibangun ke Aru maupun ke Tanimbar dengan investasi masing-masing sebesar US$ 22,3 miliar dan US$ 19,3 miliar.
Selama ini biaya pengembangan Masela juga memiliki berbagai versi. Salah satunya biaya proyek Masela yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden (KSP) beberapa tahun lalu yang membuat perhitungan berbeda. Nilai investasi untuk skema FLNG sebesar US$ 18,2 miliar, sedangkan untuk skema kilang darat dan pipa ke Aru lebih rendah, yaitu US$ 13,25 miliar. Adapun, skema kilang darat dan pipa ke Tanimbar US$ 11,85 miliar.
Saat ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menghitung biaya yang diajukan untuk menggarap proyek tersebut.
Pre-Feed yang diajukan Inpex sudah disetujui, tapi dengan beberapa catatan. Mereka harus memperbaikinya ketika masuk tahap FEED. Selain itu, Kementerian ESDM juga sudah membahas proposal pengembangan lapangan atau Plan of Development (PoD) sehingga bisa diberikan tahun ini.
Inpex berjanji mengajukan PoD secepatnya setelah melakukan studi penilaian risiko (study risk assessment), studi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), dan tahap klasifikasi lokasi potensial fasilitas produksi di darat untuk mendukung proyek Masela pada November 2018.
Selain mempercepat pengembangan Blok Masela. Pemerintah juga memberikan tambahan kontrak ke Inpex selama tujuh tahun. Sehingga target first gas-nya pada 2027 dapat tercapai.
Perpanjangan itu diberikan karena adanya perubahan skema pengembangan. Awalnya, Inpex Corporation, mengajukan pengelolaan menggunakan skema kilang apung di laut. Sedangkan pemerintah memutuskan menggunakan skema kilang di darat. (Albert Batlayeri)
Terima kasih karena telah membaca berita yang berjudul Biaya Pembangunan Proyek Blok Masela Capai 21 Miliar USD . Silahkan baca berita lainnya di Kalwedo.com dan silahkan pula membagikan berita tentang Biaya Pembangunan Proyek Blok Masela Capai 21 Miliar USD ke rekan-rekan yang lain di Facebook, Twitter, Google Plus atau Whatsapp.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment