Monday, 25 February 2019

Nadia Karina Wijaya Angkat Isu Penyerataan Pendidikan di Indonesia

Selamat datang di Kalwedo.com, silahkan membaca berita yang berjudul Nadia Karina Wijaya Angkat Isu Penyerataan Pendidikan di Indonesia. Berita ini dipublikasikan pada February 25, 2019 at 09:05AM.
Nadia Karina Wijaya Angkat Isu Penyerataan Pendidikan di IndonesiaDENPASAR, LELEMUKU.COM - Wakil dari Denpasar, Provinsi Bali, Nadia Karina Wijaya ingin menggunakan plalfom ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2019 sebagai sarana advokasi untuk menyuarakan isu pendidikan.

Menurut Senior Consultant di Perusahaan ‘The Big Four’ itu aktif dalam gerakan yang bernama ‘Perpustakaan Bu Made’ yaitu organisasi yang menyediakan perpustakaan gratis untuk mempermudah akses bacaan bagi anak-anak di pedesaan Bali serta mengadakan kelas setiap minggu dimana anak-anak Sekolah Dasar (SD) dapat belajar besama tentang bahasa inggris, computer dan musik.

“Penyertaan pendidikan merupakan isu yang tidak ada habisnya untuk diangkat, namun Nadia tidak menyerah,” kata dara 24 tahun itu saat dikutip Lelemuku.com dari akun Instagram Puteri Indonesia, pada Sabtu (20/2).

Nadia saat berkuliah telah menjadi salah satu mahasiswa termuda yang terdaftar di Erasmus School of Economics Belanda pada Tahun 2012 dan menyelesaikan pendidikan S2 dalam waktu 10 bulan. Kini ia memilih untuk mencoba keluar dari zona nyaman dan percaya untuk patut menemukan potensi diri diluar dari bidang akademis.

Nadia sendiri dibesarkan dengan ajaran bahwa semua anak memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan tanpa melihat warna kulit, gender, agama ataupun status sosial.

Ia pun berharap dengan menjadi wakil Bali di ajang kecantikan yang diketuai oleh Mooryati Soedibyo itu dirinya dapat mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama memperjuangkan hak mendapatkan pendidikan yang layak bagi seluruh anak Indonesia. 

“Dengan menjadi Puteri Indonesia, ia mengajak kita semua untuk memperjuangkan hak mendapatkan pendidikan bagi seluruh anak Indonesia,” harap Nadia.

Sementara itu Puteri Indonesia 2019 adalah kontes pemilihan Puteri Indonesia yang ke-23 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.

Puteri Indonesia tahun ini mengusung tema "Colorful West Nusa Tenggara", serangkaian dari kegiatan karantina Puteri Indonesia dilaksanakan di Pulau Lombok dan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat.

Melalui akun instagram resminya Puteri Indonesia telah menyampaikan ke 39 Finalis Puteri Indonesia 2019 yang akan memperebutkan gelar Puteri Indonesia 2019 yang dibagi menjadi 6 wilayah Kepulauan yaitu Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.

Selain Nadia Karina Wijaya dari Denpasar mewakili Bali yang akan bersaing dengan ke-38 finalis puteri Indonesia lainnya untuk memperebutkan mahkota ‘Puteri Indonesia 2019’, diataranya Jolene Marie Cholock Rotinsulu (22) dari Manado mewakili Sulawesi Utara (Sulut), Kenny Suwanda (21) dari Lhokseumawe yang mewakili Provinsi Aceh, Ritassya Wellgreat Waynands (18) dari Pangkal Pinang mewakili Bangka Belitung, Anastasia Praditha Adelina (25) dari Tangerang mewakili Banten, Nabila Permata Putri (23) dari Bengkulu mewakili Bengkulu.

Anja Litani Ariella (23) dari Yogyakarta mewakili DI Yogyakarta, Frederika Alexis Cull (19) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 1, Agatha Aurelia (22) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 2, Diah Ayu Lestari (21) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 3, Nurmalasari Ghassani (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 4, Daniella Grace Krestianto (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 5, Sri Hartini Puspitasari (25) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 6.

Artika Fastinal Rustam (23)  dari Gorontalo mewakili Gorontalo, Offie Dwi Natalia (25) dari Jambi mewakili Jambi, Jesica Fitriana Martasari (23) dari Bogor mewakili Jawa Barat, Pratiwi Hidayasari (22) dari Kendal mewakili Jawa Tengah, Bella Putri Ekasandra (19) dari Malang mewakili Jawa Timur, Karina Syahna (24) dari Pontianak mewakili Kalimantan Barat.

Fatmathalia Ranti (36) dari Banjarmasin mewakili Kalimantan Selatan, Veronika Peny Laba (25) dari Palangka Raya mewakili Kalimantan Tengah, Radha Virsa Febiola Darmawan (22) dari Samarinda mewakili Kalimantan Timur, Adani Ladita Ramadhan (20) dari Tarakan mewakili Kalimantan Utara, Lycie Joanna Jonsen (22) dari Batam mewakili Kepulauan Riau.

Erika Dwi Alviana (22) dari Panaragan mewakili Lampung, Stela Natalia Mulia Lumalessil (25) dari  Saparua mewakili Maluku, Irena Shafira (19) dari Ternate mewakili Maluku Utara, Sherly Anastesia Meilenia (19) dari Bima mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB), Maria Hostiana Napitupulu (23) dari Kupang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT).

Elsa Irwanti Elisabeth Kaize (25) dari Biak mewakili Papua, Etha Lanny Julieth Wekan (19) dari Manokwari mewakili Papua Barat (Pabar), Sabrina Woro Anggraini (23) dari Siak Sri Inderapura mewakili Riau, Iin Mutmainnah (24) dari Mamuju Tengah mewakili Sulawesi Barat (Sulbar), Ratu Fatimah Gani (24) dari Maros mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel).

Riski Savina Akbar (24) dari Palu mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng), Wa Ode Amelia Nadine (22) dari Muna mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra), Annisa Fitriana (23) dari Bukittinggi mewakili Sumatera Barat (Sumbar), Helvanda Herman (19) dari Pagar Alam mewakili Sumatera Selatan (Sumsel), Anoushka Bhuller (23) dari Medan mewakili Sumatera Utara (Sumut). (Laura Sobuber)
Terima kasih karena telah membaca berita yang berjudul Nadia Karina Wijaya Angkat Isu Penyerataan Pendidikan di Indonesia . Silahkan baca berita lainnya di Kalwedo.com dan silahkan pula membagikan berita tentang Nadia Karina Wijaya Angkat Isu Penyerataan Pendidikan di Indonesia ke rekan-rekan yang lain di Facebook, Twitter, Google Plus atau Whatsapp.

0 Comments:

Post a Comment

Featured Games

Lelemuku Kalwedo | com © 2013-2016 | Published By Batlaxcom